LIRICK SONGS COLLECTION

GALERY LIRICK TEXT SONGS COLLECTION

Jumat, 14 Maret 2014

Ebiet G Ade - Nyanyian rindu



Ebiet G Ade - Nyanyian rindu


Coba engkau katakan padaku
Apa yang seharusnya aku lakukan
Bila larut tiba, wajahmu terbayang
Kerinduan ini semakin dalam

Gemuruh ombak di Pandai Kuta
Sejuk lembut angin di Bukit Kintamani
Gadis-gadis kecil menjajakan cincin
Tak mampu mengusir kau yang manis

Bila saja kau ada disampingku
Sama-sama arungi danau biru
Bila malam mata enggan terpejam
Berbincang tentang bulan merah

Coba engkau dengar lagu ini
Aku yang tertidur dan tengah bermimpi
Langit-langit kamar jadi penuh gambar
Wajahmu yang bening sejuk segar

Kapan lagi kita akan bertemu
Meski hanya sekilas kau tersenyum
Kapan lagi kita nyanyi bersama
Tatapanmu membasuh luka

Ebiet G Ade - Cinta sebening embun



Ebiet G Ade - Cinta sebening embun

Pernahkan kau coba menerka
Apa yang tersembunyi di sudut hati
Derita di mata, derita dalam jiwa
Kenapa tak engkau pedulikan
Sepasang kepodang terbang melambung
Menukik di bawah seberkas pelangi
Gelora cinta gelora dalam dada
Kenapa tak pernah engkau hiraukan
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Sejauh batas pengertian, pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasihpun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun
Pernahkan kau coba membaca
Sorot mata dalam menyimpan rindu
Sejuta impian, sejuta harapan
Kenapa mesti kau abaikan
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Sejauh batas pengertian, pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasihpun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Sejauh batas pengertian, pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasihpun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun

Ebiet G Ade - Kalian dengarkah keluhanku



Ebiet G Ade - Kalian dengarkah keluhanku

Dari pintu ke pintu
Ku coba tawarkan nama
Demi terhenti tangis anakku
Dan ke ibunya
Tetapi nampaknya semua mata
Memandangku curiga
Seperti hendak telanjangi
Dan kuliti jiwaku
Apakah buku diri ini
Harus selalu hitam pekat
Apakah dalam sejarah orang
Mesti jadi pahlawan
Sedang Tuhan di atas sana
Tak pernah menghukum
Dengar sinar matanya yang lebih tajam
Dari matahari
Kemanakah sirnanya nurani embun pagi
Yang biasanya ramah kini membakar hati
Apakah bila terjanjur salah
Akan tetap dianggap salah
Tak ada waktu lagi benahi diri
Tak ada tempat lagi untuk kembali
Kembali dari keterasingan ke bumi berada
Ternyata lebih menyakitkan dari derita panjang
Tuhan bimbinglah batin ini
Agar tak gelap mata
Dan sampakanlah rasa inginku
Kembali bersatu
Kemanakah sirnanya nurani embun pagi
Yang biasanya ramah kini membakar hati
Apakah bila terjanjur salah
Akan tetap dianggap salah
Tak ada waktu lagi benahi diri
Tak ada tempat lagi untuk kembali

Ebiet G Ade - Elegi besok pagi



Ebiet G Ade - Elegi besok pagi

Ijinkanlah kukecup keningmu
Bukan hanya ada di dalam angan
Esok pagi kau buka jendela
Kan kau dapat seikat kembang merah

Engkau tahu aku mulai bosan
Bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi membuang sepi

Ijinkanlah aku kenang
Sejenak perjalanan
Dan biarkan ku mengerti
Apa yang tersimpan di matamu

Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi diatas mimpi

Ijinkanlah aku rindu
Pada hitam rambutmu
Dan biarkan ku bernyanyi
Demi hati yang risau ini

Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi diatas mimpi

Ebiet G Ade - Seraut wajah



Ebiet G Ade - Seraut wajah


Wajah, yang s’lalu dilumuri senyum
Legam, tersengat terik matahari
Keperkasaannya tak memudar
Terbaca dari garis-garis di dagu
Waktu telah menggilas semuanya
Ia, tinggal punya jiwa
Pengorbanan yang tak sia-sia
Untuk negeri yang dicintai dikasihi
Tangan dan kaki rela kau serahkan
Darah, keringat rela kau cucurkan
Bukan hanya untuk ukir namamu
Ihklas demi langit bumi
Bersumpah mempertahankan
Setiap jengkal tanah
Wajah, yang tak pernah mengeluh
Tegar dalam sikap sempurna
Pantang menyerah
Tangan dan kaki rela kau serahkan
Darah, keringat rela kau cucurkan
Bukan hanya untuk ukir namamu
Ihklas demi langit bumi
Bersumpah mempertahankan
Setiap jengkal tanah..
Merah merdeka,,Demi merdeka,,Pernah merdeka